Dipos oleh :
Linda Putri Nadia (20140410294)
Naufal Ockta Buana (20140410300)
Royan Zakaria (20140410308)
Dalam suatu lingkup
perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan produk perusahaan itu
perlu diterapkanya etika bisnis, hal-
hal yang mengatur perilaku bisnis mengenai baik dan buruknya tindakan yang akan
memberikan dampak positif maupun negatif bagi konsumen maupun masyarakat
sekitar bergantung bagaimana pengelolaan perusahaan itu. Etika Bisnis (business
ethics) merupakan penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis.
Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan perilaku etis maupun
tidak etis yang dilakukan manajer dan karyawan dari suatu organisasi
perusahaan. (Griffin and Ebert, 1999: 82).Etika bisnis bukan merupakan suatu
etika yang hanya berlaku di dunia bisnis namun etika tersebut diwajibkan untuk
dijadikan suatu value dalam setiap individu. Sebagai contoh apabila
ketidakjujuran dipandang sebagai perilaku yang tidak etis dan tidak bermoral,
maka siapa pun dalam kegiatan usaha (manajer atau karyawan) yang tidak jujur
terhadap para pekerja, para pemegang saham, para pelanggan maupun para pesaing,
maka mereka dipandang melakukan tindakan yang tidak etis dan tidak
bermoral.Lain Halnya apabila perilaku mencegah pihak lain menderita kerugian
dipandang sebagai perilaku yang etis, maka perusahaan yang menarik kembali
produknya yang memiliki cacat produksi dan dapat membahayakan keselamatan
konsumen, dapat dipandang sebagai perusahaan yang melakukan perilaku etis dan
bermoral.
1.
Meningkatnya
harapan publik agar perusahaan menjalankan bisnisnya secara etis.
2.
Agar
perusahaan tidak melakukan berbagai tindakan yang membahayakan stakeholders
lainnya.
3.
Penerapan
etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
4.
Penerapan
etika bisnis seperti kejujuran, menepati janji, dan menolak suap dapat
meningkatkan kualitas hubungan bisnis di antara dua pihak yang melakukan
hubungan bisnis.
5.
Agar
perusahaan terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan karyawan maupun
kompetitor yang bertindak tidak etis.
6.
Penerapan
etika bisnis perusahaan secara baik di dalam suatu perusahaan dapat
menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi kerja
7.
Perusahaan
perlu menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usahanya, untuk mencegah agar
perusahaan (yang diwakili para pimpinannya) tidak memperoleh sanksi hukum
karena telah menjalankan bisnis secara tidak etis.
Dalam penerapan etika
bisnis pada suatu perusahaan untk lebih meningkatkan mutu daya saing alangkah
baiknya perusahaan tersebut mencancumkan kode etik demi identitas baik dalam
suatu perusahaan.kode etik merupakan suatu pernyataan yang tertulis secara
formal yang menjadi suatu acuan perusahaan dalam bersikap dan bertingkah laku.Banyak perusahaan menuliskan kode etik tertulis yang secara
formal menyatakan keinginan mereka melakukan bisnis secara etis. Jumlah
perusahaan seperti ini, meningkat pesat dalam kurun waktu tiga dasawarsa
terakhir ini dan kini hampir semua korporasi besar telah memiliki kode etik
tertulis.pentingnya penerapan code etik dalam bisnis walaupun
strategi dan praktek bisnis bisa sering berubah, bahkan tujuan bisnis pun
kadang-kadang berubah, tetapi prinsip inti dan nilai organisasi harus tetap
bertahan.hal lain yang tak dapat ditinggalkan dalam etika bisnis suatu
perusahaan yaitu perlu adanya core value sebagai identitas yang
etis suatu perusahaan. Salah satu aspek terpenting dalam bisnis adalah
membangun visi perusahaan yang disokong oleh nilai-nilai inti atau budaya
perusahaan yang menjadi fondasinya. Setiap perusahaan maju pasti memiliki visi
dan nilai-nilai inti budaya kerjanya. Dengan visi dan budaya kerja itulah
mereka menggerakkan roda bisnisnya menuju kearah yang jelas dengan tuntunan dan
panduan atau cara mencapainya. Setiap orang yang ada dalam perusahaan harus
bahu membahu untuk mewujudkan visi itu, serta patuh pada aturan main yang sudah
digariskan oleh perusahaan. Maka disinilah letak pentingnya penerapan
nilai-nilai perusahaan.core value pada dasarnya bukanlah
suatu nilai yang hanya dibuat dan diterapkan pada seorang direktur perusahaan
dan manajerialnya saja namun core value perlu diterapkan pada setiap individu
,karena pada dasarnya apabila setiap individu memiliki nilai etis akan lebih
berdaya guna dalam perusahaan demi peningkatan daya saing global.
Setelah
beberapa nilai dalam penerapan etika bisnis tertulis dan diterapkan dalam
perusahaan tersebut , hal yang penting diterapkan lagi dalam perusahaan sebagai
aksi sosial menganalisis dampak buruk yang ditimbulkan perusahaan teerhadap
masyarakat dan lingkungan sekitar,yaitu dengan menerapkan Tanggung jawab
sosial yang merupakan usaha suatu bisnis
menyeimbangkan komitmenya terhadap kelompok dan individu dalam
lingkunganya,yang meliputi konsumen,stakeholders,karyawan,investor dll.
Beriut beberapa contoh perusahaan
di indonsia yang telah berhasil menerapkan etika bisnis :
PT
POS INDONESIA Dalam Menerapkan Etika Bisnis
1. LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA
ETIKA BISNIS DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
a) Pedoman Etika Bisnis dan tata perilaku ini merupakan
penjabaran dari praktik-praktik Good Corporate Governance sebagaimana tertuang
dalam Keputusan bersama Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia nomor:
KD.74/Dirut/1209 dan nomor: 649/Dekom/1209 tanggal 22 Desember 2009 tentang
Panduan Penerapan Good Corporate Governance di PT Pos Indonesia (Persero),
khususnya yang tercantum dalam Bab VII, yaitu Kebijakan perusahaan tentang
perilaku Etis/Etika Bisnis.
b) PT POS INDONESIA (Persero) berkomitmen untuk
melaksanakan praktik-praktik Good Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan
yang baik sebagai bagian dari Bisnis untuk pencapaian Visi dan Misi perusahaan.
Code of Conduct ini merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dalam
menjabarkan Tata Nilai Dasar PT POS INDONESIA (Persero) ke dalam interpretasi
perilaku yang terkait dengan etika Bisnis dan tata perilaku.
c) Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini
disusun untuk menjadi acuan perilaku bagi Direksi dan pekerja sebagai Insan POS
INDONESIA dalam mengelola perusahaan guna mencapai Visi, Misi dan tujuan
perusahaan.
2. TUJUAN ETIKA BISNIS DAN TATA (CODE OF CONDUCT)
Penerapan Etika Bisnis dan Tata Perilaku
(Code of Conduct) ini dimaksudkan untuk :
a) Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika
selaras dengan Visi dan Misi perusahaan.
b) Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang
harus diikuti oleh insan POS INDONESIA dalam melaksanakan tugas.
c) Menjadi acuan perilaku insan POS INDONESIA dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan
stakeholders perusahaan.
d) Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan POS
INDONESIA dapat menilai bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan
pertimbangan jika menemui keragu-raguan dalam bertindak.
3.STANDAR ETIKA BISNIS POS INDONESIA
Sedangkan standar-standar etika bisnis yang
diterapkan oleh POS Indonesia antara lain :
1)
Etika perusahaan tentang integritas dalam aktiva
bisnis dan pekerjaan
2) Etika perusahaan dengan pemegang saham
3)
Etika perusahaan dengan pekerja ( hubungan
industrial )
4) Etika perusahaan dengan konsumen
5)
Etika perusahaan dengan pesaing
6) Etika perusahaan dengan penyedia barang dan
jasa/rekaan
7)
Etika perusahaan dalam pengadaan dan kontrak
pekerjaan
8) Etika perusahaan dengan mitra kerja POS Indonesia
9)
Etika perusahaan dengan kreditur / investor POS
Indonesia
10) Etika perusahaan dengan pemerintan
11) Etika perusahaan dengan masyarakat
12) Etika perusahaan dengan media massa
13) Etika perusahaan dengan pengelolaan lingkungan
14) Etika perusahaan dengan organisasi profesi POS
Indonesia.
Dalam perusahaan yang
positif perlu penerapan sikap proaktif yang bisa menjadi jiwa perusahaan itu
sendiri yang akan mendukung pelaksanaan penerapan etika bisnis dalam
perusahaan, sikap proaktif itu sendiri adalah pendekatan tanggung jawab sosial
yag diterapkan suatu perusahaan yaitu secara aktif mencari peluang untuk
menyumbang demi kesejahteraan kelompok dan individu dalam lingkungan
sosialsebagai contoh sikap proaktif telah diterapkan oleh beberapa perusahaan
sebagai berikut :
1.3M
3M adalah salah satu perusahaan yang bisa dikatakan paling berhasil dalam menerapkan Produksi Bersih, dalam bentuk Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention). Program pencegahan pencemaran ini dilakukan oleh 3M secara sukarela (voluntary) dan merupakan cerminan sikap proaktif yang dianut oleh perusahaan itu. Hal terpenting dari kebijaksanaan 3M adalah kemampuan dan kemauannya dalam menggeser paradigma dari pendekatan end-of-pipe ke pendekatan up-the-pipe. Bagi mereka, cara terbaik mengelola limbah adalah dengan tidak menimbulkan limbah.
3M adalah salah satu perusahaan yang bisa dikatakan paling berhasil dalam menerapkan Produksi Bersih, dalam bentuk Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention). Program pencegahan pencemaran ini dilakukan oleh 3M secara sukarela (voluntary) dan merupakan cerminan sikap proaktif yang dianut oleh perusahaan itu. Hal terpenting dari kebijaksanaan 3M adalah kemampuan dan kemauannya dalam menggeser paradigma dari pendekatan end-of-pipe ke pendekatan up-the-pipe. Bagi mereka, cara terbaik mengelola limbah adalah dengan tidak menimbulkan limbah.
Program pencegahan pencemaran dari 3M
dikenal dengan nama 3P (pollution prevention pays), yang mulai dikembangkan
pada Tahun 1975. Dua tujuan dasar dari 3P adalah:
- Mengeliminasi
pencemaran pada sumbernya, sebelum timbul. Upaya ini akan menurunkan biaya
lingkungan, mengurangi penggunaan energi, dan mengurangi penggunaan bahan
baku yang diperlukan untuk produksi
- Memperhitungkan
limbah sebagai bahan baku/sumber daya yang belum terpakai.
Salah satu Vice President3M bahkan telah
merumuskan sebuah formula yang dipergunakan di 3M, yaitu:
Pencemar +
Teknologi = Sumberdaya Potensial
|
Sejak 1975 sampai dengan 1992 (atau selama
17 tahun), 3M telah melakukan 3.000 proyek 3P. Selama kurun waktu tersebut
hal-hal yang telah dicapai adalah tereliminasinya:
- 170.000
ton pencemar udara
- 18.000
ton pencemar air
- 2,7
milyar gallon limbah cair
- 480.000
ton limbah padat.
Dalam kurun waktu tersebut 3M telah
menghemat 500 juta dollar.
Strategi dasar yang dilakukan oleh 3M
dalam melakukan pencegahan pencemaran adalah:
- Adanya
komitmen dari manajemen puncak untuk melaksanakan program 3P
- Menjadikan
pencegahan pencemaran sebagai salah satu budaya perusahaan
- Adanya
komitmen untuk menjadikan pencegahan pencemaran sebagai salah satu elemen
penting setiap rencana usaha 3M dan menjadikannya sebagai tolok ukur
kinerja.
- Menjadikan
keberhasilan dalam menerapkan pencegahan pencemaran sebagai bagian dari
penilaian kinerja karyawan dan manajer.
- Adanya
komitmen untuk membiayai program penelitian dan pengembangan pencegahan
pencemaran yang diwujudkan dengan mengucurkan dana sebesar 100 juta dolar
untuk hal tersebut.
- Hal
yang terpenting dalam penerapan program 3P adalah mulai dikembangkannya
suatu hubungan antara tingkat keluaran pabrik dengan tingkat timbulan
limbah.
2.DuPont
Du Pont adalah sebuah perusahaan pabrikan kimia dan energi. Produknya cukup beragam, seperti polimer, fiber, dan minyak bumi. Seperti umumnya perusahaan kimia, Du Pont pernah memiliki citra negatif dalam bidang lingkungan. Untuk mengubah citra ini Du Pont melakukan upaya perbaikan menyeluruh untuk mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik.
Du Pont adalah sebuah perusahaan pabrikan kimia dan energi. Produknya cukup beragam, seperti polimer, fiber, dan minyak bumi. Seperti umumnya perusahaan kimia, Du Pont pernah memiliki citra negatif dalam bidang lingkungan. Untuk mengubah citra ini Du Pont melakukan upaya perbaikan menyeluruh untuk mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik.
Program ini dimulai dengan adanya komitmen
dari manajemen puncak. CEO Du Pont juga telah menyatakan bahwa selain sebagai
Chief Executive Officer, dirinya juga Chief Environmental Officer. Selain itu
telah pula dibentuk ELC (Environmental Leadership Council) yang beranggotakan
Vice President dari berbagai usaha dan fungsi. ELC bertugas merumuskan dan
mengevaluasi berbagai kebijakan dan pedoman lingkungan.
Untuk menyebarluaskan komitmen dan
menciptakan iklim kepedulian, dilakukanlah berbagai seminar untuk berbagai
tingkatan. Pembicara adalah para pemerhati lingkungan yang menyampaikan
pandangan-pandangan mereka kepada seluruh karyawan. Seminar ini sering ditindaklanjuti
sampai pada diskusi yang lebih rinci. Tahap ini merupakan suatu proses kreatif
untuk menciptakan berbagai inovasi. Berbagai inovasi bahkan berbagai proyek
baru telah tercipta dalam forum ini.
Hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan Du
Pont adalah:
- Penyerahan
tanggung jawab pelaksanaan program kepada manajer lini
- Menjadikan
kinerja lingkungan sebagai kriteria imbalan dan promosi bagi para manajer
senior
- Adanya
program pemberian penghargaan kepada karyawan dan berbagai pihak yang
mendukung program lingkungan
Pada tingkat anak perusahaan, ada dua
contoh yang cukup baik untuk dipelajari, yaitu Du Pont Agriculture Product dan
Du Pont Films.
DuPontAgricultureProduct
Du Pont Agriculture (AG) memiliki dua lini produksi, yaitu bahan kimia pelindung tanaman dan bioteknologi. Berkenaan dengan bahan kimia pelindung tanaman, AG telah mengembangkan produk baru melalui kerjasama yang lebih baik dengan alam.
Du Pont Agriculture (AG) memiliki dua lini produksi, yaitu bahan kimia pelindung tanaman dan bioteknologi. Berkenaan dengan bahan kimia pelindung tanaman, AG telah mengembangkan produk baru melalui kerjasama yang lebih baik dengan alam.
Program ini dimulai dengan mengenali
berbagai issue yang dikemukan oleh stakeholder berkenaan dengan bahan kimia
pelindung tanaman (BKPT) produk Du Pont. Issue-issue yang dikemukanan oleh
stakeholder tersebut adalah:
- Menghasilkan
panen yang lebih efisien
- Perlindungan
air tanah
- Perlindungan
tanah
- Keselamatan
pekerja pertanian
- Standar
kuantitas dan kualitas pestisida yang ditetapkan pemerintah dan jaringan
pemasok makanan
Pengenalan issue itu ditindaklanjuti
dengan mengidentifikasi enam hal kunci, yaitu:
- Mengembangkan
produk yang lebih aman
- Mengevaluasi
produk-produk yang ada untuk menentukan apakah produk itu memenuhi standar
EHS (environment, health, and safety)
- Mengurangi
limbah dalam proses pabrikasi
- Mendukung
perubahan dan perbaikan regulasi
- Melatih
dan mendidik pengguna produk
- Mengeksplorasi
berbagai kemungkinan penerapan bioteknologi.
Pendekatan Cleaner Production yang
dilakukan adalah: Mengembangkan produk BKPT yang lebih efektif. Hal ini akan
sangat mengurangi penggunaan herbisida. Produk baru ini bahkan mampu mengurangi
penggunaan herbisida antara 90 sampai 99% lebih rendah dari produk
konvensional.
Produk baru ini telah mendongkrak
pendapatan Du Pont menjadi empat kali lipat, dan pada Tahun 1995, pendapatan AG
mencapai 2,3 miliar dolar Amerika.
DuPontFilms
Produk dari perusahaan ini dipergunakan untuk berbagai jenis penggunaan, seperti kemasan, industrial, listrik dan elektronika, dan video.
Produk dari perusahaan ini dipergunakan untuk berbagai jenis penggunaan, seperti kemasan, industrial, listrik dan elektronika, dan video.
Pendekatan produksi bersih yang ditetapkan
mengembangkan produk baru yang mampu di daur ulang. Du Pont Films telah
mengembangkan PET (Polyethilene terephtalate). PET telah memberikan keuntungan
bagi perusahaan dalam bentuk:
- Penggunaan
bahan baku yang lebih sedikit
- Memberikan
nilai tambah kepada limbah
- Biaya
produksi yang lebih rendah
- Pembentukan
pusat-pusat daur ulang telah memberikan pemasukan baru bagi Du Pont Films.
3. AT&T
AT&T adalah perusahaan telekomunikasi
terbesar di Amerika Serikat. Perusahaan ini telah menerapkan Green Accounting
(akuntansi hijau) untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Program ini dimulai
melalui suatu komitmen untuk menyeimbangkan secara sehat antara kepentingan
bisnis dengan perlindungan lingkungan.
Secara kronologis, program yang dijalankan
AT&T adalah sebagai berikut:
- 1993 : AT&T membentuk posisi baru pada tingkat
manajemen senior, yang akan mengelola Teknologi dan Lingkungan serta
program Design for Environment (DfE)
- Peb. 1994 : Pembentukan tim untuk mengembangkan pendekatan
dan alat Akuntansi Hijau
- Des. 1994 : Penilaian alat Akuntansi Hijau
- Peb. 1995 : Penilaian dan revisi alat Akuntansi Hijau
selesai dilakukan
- Apr. 1995 : Uji lapangan alat Akuntansi Hijau dilakukan
- Sept. 1995 : Uji lapangan selesai dilakukan
- Okt. 1995 : alat Akuntansi Hijau dipresentasikan kepada
tim DfE
Mengapa AT&T melakukan akuntansi
Hijau?
- Komitmen
manajemen puncak
- Mendukung
program lain yang terkait, misalnya TQM, DfE, Activity Based
Costing/Management.
Bagaimana AT&T melakukan Akuntansi
Hijau?
- Melakukannya
melalui pendekatan tim
- Tim
mendefinisikan secara jelas visi dan misi mereka
- Tim
merupakan gabungan multi-fungsional dan diambil dari seluruh perusahaan.
Bagaimana tim mengumpulkan informasi?
- Kajian
literatur
- Pertemuan
dan diskusi tim
- Melalui
program DfE lain yang terkait
Apa yang telah dipelajari oleh AT&T?
- Mendefinisikan
Akuntansi Hijau dengan jelas
- Membangun
bahasa yang sama di seluruh perusahaan
- Menerapkan
pendekatan Activity Based Costing/Management dengan Akuntansi Hijau
- Mengembangkan
alat Akuntansi Hijau yang mampu mengukur kinerja awal dan peningkatan
kinerja perusahaan
Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City NJ - JTGHub
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa 군산 출장샵 offers 경산 출장샵 2100 광양 출장마사지 of 김제 출장샵 the hottest slot machines 공주 출장안마 and the latest promotions at Borgata Hotel Casino & Spa. Get discounts and promo codes